Rabu, 30 Juli 2008

Perubahan untuk diciptakan, bukan ditunggu


Usianya barangkali sepantaran dengan saya. Barangkali juga lebih muda. Semangat yang menyala tergambar dari suara mantap dalam setiap pembicaraan kami, juga terpancar dari balik kaca mata minusnya.

Dia mantan karyawan sebuah bank, yang tergulung bersama krisis ekonomi tahun satu dekade lalu. Sebuah peristiwa selalu menuntun nasib manusia pada peristiwa yang lain, bahkan itu sebuah peristiwa kematian. Karena bank dimana dia bekerja gulung tikar, maka dia pun terkena rasionalisasi. Memasuki peristiwa lain yang tak diduga tak mungkin belum sempat dipersiapkan antisipasinya membuat dia harus berfikir keras agar pertahanan rumah tangganya tetap kokoh seperti sediakala. Dan melamar kerja lagi, bukan pilihannya rupanya.

Pak Iwan Agustian-kini, sepuluh tahun kemudian. Saya bertemu dengan sekali, 3 bulan lalu, dan kini dipertemukan kembali. Dia Sudah menemukan hakekat hidupnya: Bahwa Perubahan bukan ditunggu, tetapi diciptakan. Tak kurang Empat webstore dia miliki dengan pertumbuhan bisnis yang sangat menjanjikan. Rupanya yang selalu pepatah bilang, dimana ada kemauan disitu ada jalan, berpihak pada pak Iwan. Tak memiliki toko dalam arti harfiah, tak membuatnya menyerah. Ya, dengan teknologi, apa saja bisa dikerjakan. Dengan bisnisnya di dunia maya, kini dia berekspansi.

Pak Iwan telah melebarkan sayapnya. Tadi pagi saya bertemu pada pembukaan perdana kedai bakso malangnya. Barangkali saya adalah tamu-nya yang pertama. Mimpi kami sama besarnya. Bahwa kami hanya akan menjadi inisiator bagi orang lain untuk mencicipi nikmatnya berwirausaha, biarlah kami menjadi dalang dibalik kesuksesan para mitra, kami cukup berada di belakang layar saja.

Pak Iwan, dengan semangat anda, kami hanya bisa berdoa, semoga sukses selalu menyertai anda. "Congrats" atas peresmian Bakso Malang AA-nya.

Tidak ada komentar: