Kamis, 21 Januari 2010

Semoga Besok bukan Senin yang Biasa


Saya tulis notes ini pada hari minggu, ketika senja sudah mulai lelah : lengkap dengan bau embun yang sudah mulai jatuh membasahi tanaman alang-alang di teras belakang rumah, sudut favorit penuh inspirasi di rumah saya.

Besok hari Senin.

Penghujung tahun 2004, menjelang kedatangan 2005, saya mendapat tawaran dari seorang kenalan-yang sekaligus mantan atasan- untuk turut membangun sebuah koran baru. Di belakang koran ini adalah salah sebuah grup besar penentu kiri kanan bisnis negeri ini. Saya bersedia, karena saya tertantang.

Sederet angka diajukan sebagai kompensasi, dan saya menerima. Toh, tak ada lagi selain menerima deretan angka itu, karena tantangannya merangsang segenap syaaf neuron saya : bayangkan, membangun sebuah koran baru -milik perusahaan besar- dari nol. Hingga semua pekerjaan tiba, tak henti bagai air bah, lengkap beserta target-targetnya. Tak terlintas keinginan mendapatkan fasilitas lain, misal seperti mobil dan lainnya.

Hingga masuklah para pejuang palsu pemburu gaji besar belaka. Belum bekerja, sudah banyak yang diminta. Berkah buat saya, yang tak tadinya tak mendapat mobil; karena sang pejuang palsu mendapatkan fasilitas itu, maka aya ikut kecipratan enaknya.

Tapi politik kantor tetap politik kantor. Para pejuang palsu berjaya. Belakangan saya dengar gaji mereka jauh lebih besar dari apa yang saya terima. Demikian juga para pejuang palsu pada generasi yang selanjutnya.

Tapi, belakangan : pak Mario Teguh -- sore tadi -- mengisnpirasi saya. Apa yang saya telah capai hari ini sungguh hal yang luar biasa. Pada malam yang lelah ini, saya berandai-andai : bila saja dulu saya bertahan dalam jeratan politik kantor yang penuh kosnpirasi, maka apa yang saya terima barangkali hanya sebatas gaji sebagai mahlkuk kerdil yang tak punya keberanian apa-apa.

Kini, selain rasa syukur yang terucap tiap bagi-saat bangun pagi bersama hari yang segar- juga sirnanya segala penyesalan akan pahitnya masa itu. Tak cuma materi yang membuat kami bisa makan nasi tiap hari, tapi keputusan besar pada waktu itu membawa saya bertemu banyak teman-teman yang luar biasa : yang bahkan mereka belum pernah saya kenal sebelumnya.

Maka, bila besok Senin anda ingin menjadi Senin yang tidak biasa; maka lakukan hal yang berbeda. Hal yang berbeda akan membawa hasil yang berbeda. Saya yakin, "gaji" anda semua -teman-teman saya yang luar biasa -- pasti lebih dari sekedar 4 - 5 juta yang akan habis pada saat bulan masih muda.

Lakukan hal berbeda, lakukan langkah kecil untuk sebuah lompatan besar. Anda yang kini dibayar karena menawarkan sesuatu pada klien anda, maka besok senin kerjakan itu dua kali lebih banyak dari biasanya. Anda yang digaji tetap sebagi pegawai, kerjakan hal berbeda selepas anda kerja, bahkan hanya dengan hal sepele seperti berjualan pulsa misalnya.

Uang bukan segalanya : tapi seperti kata pak Mario Teguh : kebahagiaan akan tiba setelah kesejahteraan. Kesejahteraan akan menghampiri, bila kita punya cukup uang untuk menutupi semua kebutuhan dan biaya.

Maka, supaya tak berpanjang kata-karena hari makin lelah dan larut, ayo..kita songsong Senin besok, bukan seperti Senin yang biasa. Kita lakukan banyak hal berbeda, bertemu dengan orang-orang baru yang berbeda. Untuk mendapatkan hasil-hasil baru yang berbeda.

Semoga Gusti Allah menyertai langkah kita

Tidak ada komentar: