Senin, 20 Desember 2010

Seorang tukang soto dengan istri dan anaknya


Tadi pagi, matahari belum terik sinarnya
di pinggir jalan yang berdebu
dengan truk tanah ramai melintas

Anak kecil itu nampak belum punya dosa
rona mukanya bercahaya, dibalut selendang kumal ibunya
ayahnya tukang soto sederhana
di sebuah pojok dekat bintaro sana

Hidup ini terasa indah buat mereka
bapak anak dengan gerobak sotonya
mengangsurkan selembar limaribu perak
untuk menyicil hutang pada petugas bank pasar
dengan senyum kemenangan
Nak, hari ini bapakmu berhasil menaklukan dunia !

Aku kecut malu dihadapan mereka
betapa tak bersyukurnya aku yang masih menyimpan selembar limapuluh ribu
dalam lindungan terpal lusuh yang menaungi gerobak soto reyot
di depan pom bensin yang berdebu
mereka bersendagurau dan tertawa
bapak dan anak dengan gerobak sotonya

Mobil bagus dengan ac yang dingin
pekerjaan hebat dengan jabatan tinggi
tak bisa menciptakan tawa seperti mereka
senda gurau lepas karena telah menaklukan dunia
dengan lembar-lembar seribu dan recehan sekedarnya

maka inilah dunia
bila uang yang kau kejar, maka kau hanya mendapat uangnya
tak ada canda ceria dengan anak yang rona mukanya bercahaya
dengan baju kumal yang entah berepa hari tak ketemu gantinya

tapi tak demikian bila bahagia yang kau kejar
tukang soto dengan gerobak sederhana itu buktinya
mustinya aku bisa banyak belajar dari dirinya

1 komentar:

Matthew19799 mengatakan...

Intinya bagaimana kita belajar bersyukur mas,pelajaran yang berarti buat kita ketika hati tidak terpenjara oleh keinginan yang memberatkan hati dan fikiran, maka hidup akan terasa lebih mudah.
cek juga blog saya di www.thematthewsworld.blogspot.com